2.09.2011

Beliefs.. My Nation.. Disappointing..

Sedikit yang mau gue sampein di postingan kali ini. Bukan lagi masalah cinta-cintaan yang belakangan ini sering gue post di blog ini. Kali ini agak lebih serius sih, masalah kekecewaan gue terhadap Negara ini yang menurut gue udah gagal dalam melindungi hak-hak rakyatnya. Seriously.. Ya, gue emang ga tau banyak tentang hukum, gue juga masih dalam proses pembelajaran hukum, bisa dibilang mungkin ilmu hukum dan politik yang gue punya skrg cuma sebates jengkal. Tapi dengan kedangkalan ilmu itulah gue sadar, betapa lemahnya sistem hukum dan pemerintahan kita saat ini.

Miris kayanya kalo denger slogan "Unity in Diversity" alias Bhineka Tunggal Ika. Sekarang perbedaan itu sendiri yang jadi boomerang buat Negara ini. Perbedaan yang harusnya jadi uniqueness tersendiri dan khas buat Negeri yang katanya kaya akan sumber daya ini.
Miris kayanya liat Demokrasi, kebebasan berpendapat dan kebebasan berekspresi dijadiin landasan buat bertindak sewenang-wenang. Even though a democratic country upholds freedom of expression, we must not give any space and tolerance to public speech to carry out violence or murder on anyone.
Miris kayanya liat beberapa oknum mengatas namakan kepentingan agama ataupun aturan agama untuk melakukan aksi anarkis, perusakan besar-besaran terhadap kepentingan umum, dan pelanggaran hak asasi manusia dengan cara apapun.


Bahkan perbedaan agama jadi ujung tombak yang sangat berpotensi buat memecah belah bangsa ini. Ini yang harusnya di tekankan, bukankah seluruh masyarakat di Negeri ini punya hak dan kebebasan untuk memeluk agamanya masing-masing? Bukankah mereka juga memiliki hak dan kebebasan dalam menjalankan ibadah sesuai kepercayaannya? Pertanyaan saya, jika benar semua orang memiliki kebebasan untuk memilih dan memeluk agamanya masing-masing, kenapa belakangan ini kerap kali ditemukan diskriminasi antar umat beragama? Kenapa? Bukankah setiap orang bebas memeluk agamanya masing-masing? Dimana peran pemerintah untuk melindungi hak-hak warga negaranya? The main obligation of the government is to protect its citizens regardless of their religion, right?

Masih lekat dipikiran saya, pada bulan September 2010 lalu, pernah terjadi pertikaian antara organisasi-masyarakat-berkalung-sorban dengan jemaat gereja HKBP. Sampai terjadi penusukan terhadap Penetua Sihombing dan pendeta Luspida Simanjuntak yang masing-masing adalah pengurus dan pendeta Gereja HKBP. What-the-fuck! Buat apa sih ngerusak acara ibadah umat lain? Apapun alesannya, yang namanya merusak acara ibadah umat lain apalagi disertai penusukan terhadap pemuka agama dan terror terhadap jemaahnya itu merupakan corengan besar buat Negara yang katanya menjunjung tinggi hak asasi manusia ini.

Baru-baru ini. Banyak gue liat kasus serupa di tv, tentang bagaimana aliran Ahmadiyah dikecam habis-habisan. Yang paling miris buat gue, adalah yang paling baru kejadian di Pandeglang, Banten. Tidak berpendidikan, itu pendapat saya mengenai 'mereka' setelah saya liat di televisi mereka mengejar, menganiaya serta membakar mobil dan rumah anggota Ahmadiyah. Tiga orang anggota Ahmadiyah meninggal dunia akibat penganiayaan tersebut. Gue coba cari tau lebih lanjut lagi tentang mereka (korban Ahmadiyah), lalu kebetulan gue nemu salah satu account twitter dari salah satu korban yang selamat.

Ternyata begini kronologisnya, saya kutip dari account twitter milik Mubarik Ahmad (@Mubarik63)
"kami tiba di Cikeusik sekitar jam 7 pagi,kami rebahan di suguhin sarapan, tiba2 sekitar jam 9/stengah 10 ada polisi,awalnya polisi lumayan banyak tapi gtau knp. mreka/Polisi pergi lagi, Sekitar jam 10 tiba2 masa datang langsung menyerang,tidak ada dialog atw mediasi. mereka langsung mengacungkan senjata tajam,dan menghujani kami dengan batu. kami mencoba meredam tapi dengan ganasnya mereka terus menyerang. dan kami pun bertahan sebisa mungkin dengan peralatan seadanya. saya terkena lemparan batu 3 x,di kepala 1,di kaki kanan 2,saya bersembunyi di sungai,di pinggir semak2, disana saya mendengar suara sodara kita sedang merintih kesakitan,sedang di hajar beberapa orang, anggota kami yg tidak melawanpun terus menerus jadi amukan,masa yg menyerang. sambil pulang para penyerang bersalaman dengan polisi yg ada disana sambil tersenyum2"


 bentrok lagi dan lagi
 seringai dibalas senyuman
perusakan plang papan nama ahmadiyah


Mengecewakan. Sekarang saya jadi ragu, benarkah saya tinggal di Negara hukum yang menjunjung tinggi hak asasi manusia? Benarkah ini masih merupakan Negeri yang tersohor akan keramah-tamahannya?
For twice. The main obligation of the government is to protect its citizens regardless of their religion, isn't it? People has no right to say that certain belief is fallacious. Bahkan siapapun gabisa lah menilai bahwa agama tertentu salah atau benar.
Seriously, beliefs must be guaranteed by the government if violence against minority still continues.
Udahlah, masalah keagamaan ga usah dijadiin border line antar masyarakat. Ga usah ikut campur urusan keagamaan orang lain, apalagi sampai ngerusak bahkan mengecam dan meneror habis-habisan. It’s people’s private affairs with God!
Pada dasarnya, saya yakin, setiap agama tidak membenarkan adanya kekerasan apalagi pembunuhan atas dasar berbeda keyakinan. Jadi tolonglah, hargain perbedaan yang ada.
Religion/faith is a basic human right which we must not interfere.
Please. Respect others..

"Untukmu Agamamu, Untukku Agamaku"

4 comments:

  1. Very inspiring! Terutama gambar 5 tangan di atas. Sangat menyentuh! Saya bisa tebak itu tangan siapa aja, Insya Allah benar. Dari kiri ke kanan: Ayas, Vivi, Maryam, Danika, Seilla.

    ReplyDelete
  2. Loooove your thoughts!

    ReplyDelete
  3. cudn't agree more kaaak

    ReplyDelete