2.25.2011

Untuk Ibu Saya; Titi Sulistyowati, SH

Ini untuk Ibu saya. Orang yang paling berjasa dalam hidup saya. Without her, I wouldn't be exist. Without her, there would be no me. Without her, I'm gonna be nothing. Nothing.

Ini untuk Ibu saya, orang yang telah berdiri kokoh tanpa pernah bertumpu pada orang lain, sekalipun itu Ayah saya, atau kedua orang tuanya. Ia yang mengajarkan saya, bahwa pada akhirnya, saya sendirilah yang akan menentukan akan menuju kemanakah hidup saya ini.

Ini untuk Ibu saya, orang yang selalu berjuang dan berusaha keras untuk mendapatkan apa yang Beliau inginkan. Darinya saya belajar, bahwa kita harus memperjuangkan apa yang kita inginkan dan selalu berusaha keras untuk mendapatkan sesuatu yang kita inginkan.

Ini untuk Ibu saya, yang selalu bersyukur namun tidak mudah puas atas apa yang Ia capai. Beliau yang selalu mendorong saya untuk tidak mudah puas atas apa yang kita capai selama masih ada jalan untuk mencapai sesuatu yang lebih baik. Dan pada akhirnya saya sadar, we will never know how far we'll go through if we stop on pushing ourselves. So push yourself a bit harder.

Ini untuk Ibu saya yang selalu sabar menanggung segala beban hidup yang menimpanya tanpa pernah menunjukannya pada kami, anak-anaknya. Meskipun saya tahu, bahwa Ia menangis dalam tiap doa di solat malamnya.

Ini untuk Ibu saya yang berpegang teguh pada prinsipnya tanpa memprioritaskan harta. Sehingga sebesar apapun suapan ilegal yang mendatanginya, ia tetap akan menolak.

Ini untuk Ibu saya yang turut serta membanting tulang untuk kami sekeluarga, meskipun yang diberikan Ayah saya telah sangat mencukupi. Karena menurutnya, kita tidak pernah tau apa yang akan terjadi kedepannya. Dan itu yang menjadi acuan bagi saya untuk kelak merintis sendiri karir saya tidak peduli betapa kaya nya suami saya kelak.

Ini untuk Ibu saya yang selalu mendorong diri saya untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan lebih kuat darinya. Ia ingin saya berkembang menjadi seseorang yang layak untuk dibanggakan. Ia ingin saya tumbuh jauh melampaui kepiawaiannya dalam segala hal.

Ini untuk Ibu saya..
Darinyalah saya banyak belajar mengenai hidup.
Ia bukanlah seperti kebanyakan Ibu rumah tangga. Ia lebih banyak menghabiskan waktu di kantor pribadinya. Namun bukan berarti Ia luput dari tanggung jawabnya sebagai Ibu dalam keluarga. Ia tetap mengantar jemput anak-anaknya ke sekolah sesekali. Juga menelepon anak-anaknya sekedar menanyakan "sudah makan belum?". Sosok paling sempurna dan serba bisa.
Meskipun beban yang dipikulnya lebih besar dari kebanyakan Ibu yang lain, namun tidak terpancar sedikitpun rasa terbebani dalam wajahnya.
Dan untuknya, saya sesungguhnya selalu berusaha menjadi yang lebih baik.

Yang selalu membanggakanmu,
Anakmu, Mah..

No comments:

Post a Comment